Tingkatkan Mutu, Pesantren di Jatim Akan lakukan Program Digitalisasi

  • Whatsapp
Ahmad Tamim anggota komisi A DPRD Provinsi Jatim dari fraksi PKB

SURABAYA, beritalima.com| Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama DPRD akan melakukan program digitalisasi bagi Pondok Pesantren dan madrasah diniyah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pesantren dan para santri (lulusan pesantren).

Untuk menunjang program tersebut, saat ini DPRD Jawa Timur tengah menyusun Peraturan Daerah (Perda) Pesantren. “Alhamdulillah, perda inisiasi PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ini sudah diterima di badang legislasi DPRD Jatim, dan segera disusun,” kata Anggota Komisi A DPRD Jatim Ahmad Tamim.

Tamim menjelaskan, di dalam perda tersebut, seluruh kebutuhan pesantren akan diakomodasi, utamanya mengenai peningkatan literasi dan administrasi. Tujuannya agar lulusan pesantren lebih bisa berdaya.

“Di era digital seperti ini, mutu pesantren harus ditingkatkan. Kualitasntya. Ngaji pendidikannya. Misalnya perpustakaan. Kalau sekarang masih manual. Maka nanti harus digitalisasi. Di perda sudah diatur. Nantinya, pemerintah provinsi akan menfasilitasi (pesantren) untuk membuat digitalisasi kitab ala pesantren,” kata anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini.

Program digitalisasi lainnya kata Tamim adalah mengenai administrasi. Tujuannya agar pondok pesantren bisa, “Di beberapa pesantren memang sudah mulai (digitalisasi), tetapi pesantren di desa belum. Jangan digital, komputer saja masih bingung,” kata Tamim, seusai Reses I DPRD Jatim di Tulungagung.

Lebih jauh, Perda Pesantren kata Tamim juga akan membuka jalan lebar bagi lulusan pesantren untuk bersaing dengan lulusan umum lainnya. “Ke depan, lulusan pesantren tidak hanya bisa jadi Menteri Agama, tetapi bisa menjadi menteri BUMN atau diplomat,” katanya.

Prinsipnya, lanjut Tamim, keberadaan Perda Pesantren tidak lantas mempersempit ruang gerak pesantren. Sebaliknya, justru membupa khazanah, sekaligus peluang bagi lulusan pesantren untuk lebih berdaya.

“Kami bersyukur, beberapa perguruan tinggi sudah mulai. Misalnya, lulusan pesantren yang hafal alquran atau bisa baca kitab kuning dapat beasiswa. Nah, yang seperti ini harus diakomodasi. Nanti yang kurang kita tambah,” katanya.

Atas program ini, sejumlah pemangku pesantren dan madrasah pun menyambut gembira. Mereka berharap, program digitalisasi tersebut bisa segera terealisasi. “Sekarang sudah era industri 4.0. kami tidak ingin pesantren ketinggalan. Kami ingin santri tidak hanya pintar ngaji, tetapi juga bisa sukses menjadi enterpreneur atau pelaku startup,” kata salah seorang Pengasuh Madrasah di Tulungagung, Gus Lutfi.(yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *