Yayasan Geutanyoe Buka Kelas Khusus PAUD Balita Pengungsi Rohingya

  • Whatsapp

Foto : Prosesi pelaksanaan kegiatan Yayasan Geutanyo bekerjasama dengan Yayasan PAUD Zamzam Bireuen. (Suherman Amin)

BIREUEN,ACEH,Beritalima.com – Sedikitnya 8 anak pengungsi Rohingya yang difasilitasi di penampungan Satuan Pendidikan Nonformal ( SPNF) sejak April lalu di Gudang Awe Cot Gapu Bireuen kini merasa ceria dan gembira abis sebab sudah mendapatkan perhatian untuk bermain.

Mendapat perhatian kusus dari Yayasan Geutanyoë berkolaborasi dan sharing dengan Yayasan PAUD /TK Zamzam Desa Geudong-Geudong Bireuen membuka kelas khusus PAUD Rohingya.

Yayasan Geutanyoë berkolaborasi dan sharing bersama Yayasan PAUD /TK Zamzam Desa Geudong-Geudong Bireuen membuka kelas khusus PAUD Rohingya untuk 8 anak pengungsi di fasilitas penampungan sementara Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF) Cotgapu Bireuen, selama Ramadhan terhitung sejak Senin 21 Mei 2018 .

Direktur Yayasan Geutanyoë Rima Shah Putra, menjawab www.beritalima.com Rabu (23/5) didampingi Pengelola PAUD TK ZAMZAM Hera Yanti,S.Psi,M.Psi menyebutkan, prosesi pelaksanaan kegiatan belajar bermain bersama anak-anak balita para pengungsi mengambil tempat di salah satu ruang kelas dalam komplek SPNF.

Pelaksanaan kegiatan tambah Rima Shah Putra , untuk PAUD Rohingya ini sejak Senin (21/5) sudah dibuka dari pukul 10.00 WIB hingga waktu Dzuhur, dengan jumlah pertemuan 3 x seminggu setiap Senin-Rabu dan Jum’at.

Sedangkan untuk kelancaran operasional serta mutu PAUD Rohingya itu sendiri, Yayasan Geutanyoë menggandeng Yayasan PAUD Zamzam Bireuen yang menurunkan 4 tenaga pengajarnya bahkan seorang Magister Psikologi Pendidikan, Hera Yanti M.Psi.

“Harapannya agar PAUD Rohingya yang dijalankan ini bisa setara dengan kegiatan PAUD pada umumnya,” tegas Rima.

Sementara Hera Yanti,M.Psi mengakui bahwa prosesi pelaksaanakan kegiatan PAUD Rohingya , program pembelajaran untuk anak-anak Rohingya usia balita ini setiap harinya diawali oleh senam . Namun kendalanya hanya sebatas bahasa akan tetapi Alhamdulillah ada penerjemah dari UNHCR yang berada di SPNF.

Menurut Herayanti, tujuannya diawali senam, untuk membangkitkan semangat dan motorik anak, kemudian diikuti belajar bersalaman, budaya antri, bermain bola serta membuat origami dengan beragam bentuk. “Bentuk-bentuk kegiatan lain akan dibuat berdasarkan kemajuan dan kebutuhan anak yang merupakan hasil observasi dalam pertemuan selanjutnya,” Sebut Hera Yanti,M.Psi.

Adapun masalah kendala perbedaan bahasa, Hera Yanti menjelaskan para guru PAUD merasa banyak terbantu dengan adanya staff penerjemah yang disediakan UNHCR. “ Dan pihak Guru Paud sangat berterimakasih terhadap penerjemah dari UNHCR yang telah meminjamkan jasa meski kami tahu kehadirannya sebenarnya bukan untuk PAUD, tapi untuk program interview UNHCR sendiri,” tegas Hera berterima kasih.

Disebutkan, kegiatan PAUD ini merupakan bagian dari Program Ramadan Yayasan Geutanyoë bersama pengungsi Rohingya yang diselamatkan nelayan Bireuen pada 20 April lalu.

Menurut Herayanti, selain kegiatan PAUD, Yayasan Geutanyoë juga menyediakan 100 paket berbuka puasa (minuman dan kue-kue) setiap hari selama Ramadhan untuk 79 orang pengungsi dan 21 orang relawan dari berbagai organisasi yang bekerja menangani pengungsi Rohingya di komplek SPNF Bireuen. Terutama diambil langkah kedisiplinan dengan budaya antri. (HERA)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *