Banser GP Ansor Banyuwangi Siap Kerahkan Pasukan Buru Aktivis Penghina NU dan Kiai

  • Whatsapp

BANYUWANGI, beritalima.com – Pernyataan aktivis kontroversial, M Yunus Wahyudi, melalui media yang dinilai mencoreng nama baik Nahdlatul Ulama (NU) dan Kiai, langsung menuai respon Banser Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka mendesak pria asal Dusun Kaliboyo, Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, tersebut untuk segera meminta maaf, baik secara lisan maupun melalui media.
 
“Jika dalam 2X24 jam itu tidak dilakukan, artinya Yunus memang tidak ada iktikad baik, dan tentunya kami juga tidak akan segan untuk mengerahkan pasukan,” tegas Kepala Satuan Koordinator Cabang (Satkorcab) Banser GP Ansor Banyuwangi, Mashud, dalam konferensi pers diaula Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) setempat, Kamis (14/9/2017).
 
Seperti diketahui, melalui komentar disejumlah media, Yunus menyebut bahwa pengurus PCNU serta para Kiai telah mendapat aliran dana dari tambang emas Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Tak tanggung-tanggung, dia menuding suntikan dana tersebut telah terjadi sejak tambang dikelola PT Indo Multi Niaga (PT IMN). Selain itu, Yunus juga mengatakan bahwa di Banyuwangi, ada istilah ‘Kiai Perampok’.
 
Atas dasar pernyataan tersebut, Banser merumuskan empat poin pernyataan sikap. Pertama, steatmen yang dilontarkan Yunus melalui sejumlah media adalah ujaran kebencian dan bentuk adu domba dilingkungan NU dan Kiai. Keterangan dinilai tanpa dasar dan bukti, sehingga hanya memunculkan fitnah yang keji pada NU dan Kiai.

“Ketiga, pernyataan tersebut telah menimbulkan keresahan dan memecah belah umat, dan yang keempat, Banser mengecam keras perbuatan Yunus tersebut, dan meminta Kapolres Banyuwangi, untuk segera menindak lanjuti laporan PCNU,” ucapnya.

Selanjutnya, sambung Mashud, kami meminta aktivis Yunus untuk segera meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulang kembali. Jika itu tidak dilakukan, Banser yang notabene adalah benteng NU dan ulama, tidak akan segan untuk mengerahkan pasukan.

“Menghina NU, ulama dan Kiai, berarti juga menghina Banser,” pungkasnya.
 
Dikonfirmasi terpisah, Yunus mengaku tidak akan meminta maaf. Karena dia tidak pernah merasa menghina NU. Bahkan Yunus dengan tegas menyebut bahwa dirinya adalah warga NU yang juga pengurus Pagar Nusa. Jadi tidak mungkin jika dirinya menghina NU.
 
“Yang harus minta maaf itu para kucing garong yang serakah, harus minta maaf pada warga NU karena selama ini telah menipu dengan pencitraanya,” kata Yunus.
 
Sedang terkait istilah ‘Kiai Peramp##’, Yunus mengaku hanya menirukan ucapan salah satu Kiai sepuh di Banyuwangi. (Abi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *