Bukan Sebuah Kebetulan Melainkan Sebuah “Isyarah”

  • Whatsapp

Oleh: Abdur Rahman

Surabaya sebagai Kota yang syarat dengan icon berbagai entitas baik ditingkat regional, nasional bahkan global, seperti julukan sebagai Kota Pahlawan, Ibu Kota Provinsi dan bahkan sebagai Kota Maritim Dunia mempunyai makna yang mendalam dalam estafet kemajuan bangsa secara menyeluruh. Artinya jika Surabaya maju maka majulah Indonesia dan jika Surabaya makmur sejahtera maka makmur dan sejahteralah Indobesia.

Dengan kepemimpinan Ibu Khofifah, Jawa Timur hingga pada trimester ketiga Tahun 2019 ini telah menunjukkan kemajuan dan perkembangan yang signifikan dan dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Segudang penghargaan telah diraih Jawa Timur dalam usia kepemimpinan Ibu Khofifah yang belum genap setahun. Namun sentuhan dan visi beliau belum secara maksimal menyentuh Surabaya karena adanya perbedaan gaya kepemimpinan antara Gubernur dan Walikota. Padahal idealnya, Gubernur dan Walikota Surabaya seyogyanya memiliki ‘chemistry’ sang harmonis demi kemajuan Jawa Timur secara menyeluruh.

Berangkat dari pemikiran tersebut, adalah benar pendapat dan pemikiran para spiritualis bahwa Jawa Timur dan Kota Surabaya saat ini memerlukan sosok pemimpin Ratu Adil (pemimpin perempuan) demi mewujudkan keadilan. kesejahteraan, kemakmuran dan ketentraman secara merata di setiap pelosok Jawa Timur dan setiap sudut kota pahlawan.

Dalam konteks inilah, sosok aktivis Fatayat NU Jawa Timur, Ning Lia ini sangat cocok untuk menjadi alternatif utama dalam menentukan calon pengganti Ibu Risma untuk memimpin kota surabaya pada periode berikutnya, baik sebagai Walikota / Wakil Walikota karena beberapa alasan:

1. Ning Lia adalah sosok seorang wanita yang memenuhi kriteria sebagai Ratu Adil untuk Kota Surabaya sebagaimana Ibu Khofifah untuk Jawa Timur.

2. Sikap keibuannya sangat menonjol, sehingga mampu mengayomi warganya sebagaimana beliau mengayomi putera-puterinya.

3. Bersih, beliau sangat konsisten dalam membangun jaringan dan popularitas berdasarkan hubungan emosional jauh dari hubungan transaksional. Sehingga jabatan yang diraihnya tidak tergadaikan oleh transaksi-transaksi yang dibangun sebelumnya oleh kebanyakan para kandidat. Meminjam bahasa para spiritualis, bahwa Jabatan yang diembannya akan membawa manfaat dan keberkahan.

4. Visioner, bahwa Visi Ning Lia dalam membangun Surabaya sudah tidak diragukan lagi. Konsep *Nawa Tirta* (9 Mata Air Kemuliaan) telah beliau canangkan pada saat sebagian besar kandidat masih ‘terlelap dalam buaian’. Nawa Tirta yang penuh dengan simbol-simbol spiritualitas dalam penyusunannya sangat cocok dalam mewujudkan Surabaya sebagai _’World Smart City’._

5. Lebih dari semuanya, bahwa waktu yang cukup panjang dalam mendampingi dan bersama Ibu Khofifah hingga keterlibatan beliau dalam penyusunan konsep Nawa Bhakti Satya (NBS), Ning Lia dijamin mampu untuk saling bersinergi dengan Gubernur Jawa Timur dalam menyelaraskan NBS dengan Nawa Tirta. Di samping itu, diakui bahwa Ning Lia mempunyai gaya dan karakter kepemimpinan yang mirip dengan Ibu Khofifah. Sehingga Pembangunan Jawa Timur dan Surabaya sebagai Ibu Kota Provinsi akan berjalan seiring dan seirama.

*#LiaIstifhama*
*#RatuAdil*
*#JatimSejahtera*
*#SurabayamuLIA*
*#RelawanAlMaTuRa*

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *