Catatan M.Mufti Mubarok: Mengapa Berebut Caleg

  • Whatsapp

Gerbang Pintu pencalegkan sudah dibuka

Partai politik berebut aneka macam celeg unt memenuhi kuota 100 persen dari jumlah kursi dan dapil. 16 partai berebut caleg yang junlahnya sangat banyak.

Gawe 5 tahunan ini tampaknya akan semakin seru. Pasalnya *jumlah partai semakin banyak dan jumlah caleg makin banyak pula.*

*Apa yang enaknya jadi DPR*
Antusias caleg yang mendaftar makin mengila tahun ini. *Para menteri. Yang sudah DPR. Para artis. Ulama.pengusaha. cendekiwan dan aktifis ramai ramai mendaftar.*
Apa enaknya jadi DPR toh mereka yang sudah menjadi menteri. Artis pengusaha, atau sudah berkali kali jadi DPR harus terus maju lagi.
Ternyata. Jawabnya. *jadi DPR itu Uenak. Sebab kerja DPR . Masih seperti dulu yaitu *Datang,Duduk.Dut* hampir semua anggota Dewan jadi *OKB (Orang Kaya Baru)*. Pendapatan dewan Ratusan juta tiap bulan bisa di dapat hanya dengan duduk manis main HP di DPR.
Kerja nya hatanya bikin Undang Undang. Tapi sampai hari ini sedikit sekali produk yang dilahirkan.
memang di DPR mengenal banyak amplop. Ada amplop resmi dan ada amplop tidak resmi. Dengan segala fasilitas mewah. Siapa yang tidak tergiur jadi dewan. Kerjanya ringan,gaji sangat besar dan parlente. Bisa njambi sana sini dan bisa punya akses khusus dengan para pejabat. Itulah mengapa jutaan orang berebut jadi dewan.

Setidaknya ada 3 tipe caleg:
*Pertama, Caleg serius*. Biasanya petahana yang sudah merasakan jadi legislatif. Mereka ini serius sekali dengan menghalalkan segala cara termasuk menggunakan fasiltas yang dimiliki.
*Kedua. Caleg Calekan* Pata caleg yang memang hanya ikut euforia. Para pengembira yang ingin mejeng dan ingin di sebut sebagai caleg
*ketiga. Calon Legrek* ini tipe caleg yang habis habisan. Sangat serius dan mengeluarkan dana habis habisan. Namun tak tau arah. Akhirnya LeGrek/ rugi besar.

Namun demikian Ada *banyak motivasi mereka untuk dikursi dewan.*

*Pertama OKB*, ada yang niat memerjuangkan nasibnya supaya cepat kaya.
*Kedua. Unt gagah gagahan/parlente.* Kerena menjadi dewan menaikkan status sosialnya.

*Ketiga. Mencari proyek* Hampir semua anggota dewan mencari proyek dari pemerintah. Mulai anggaran sampai dengan bikin bikin proyek biar dapat uang
*Keempat. Dewan beneran*. Hampir tidak ada yang berfungsi.

Jadi Dewan yang benar di negeri ini sangat langkah

*BELAJAR DARI DEWAN NEGARA LAIN*
Di Singapure anggota dewan benar di pilih oleh rakyat tanpa harus sogok menyogok. Mereka yang memilih bisa langsung ketemu dan dibantu tiap ada kesulitan. Mereka mempuat posko posko pelayanan dan benar benar diperjuangkan sampai tuntas. Masalah sembako. Kos kosan sampai dengan kebutuhan kecil kecil sangat diperhatikan.
Dewan indonesia. Kayak memedi. Datangnya hanya menjelang pemilu lalu setelah itu hilang lagi. Para pemilih kita pragmatis dan calegnya pun pragmatis. Akibatnya jadi dewan pun pragmatis. Ini potret DPR kita. Semoga ke depan DPR kita lebih baik. Mestinya dengan *banyaknya OTT KPK* para dewan jera. Eh. Malah antusias sekali para caleg. Belum lagi parpol yang menjadi promotor unt mengompori para caleg baru unt berlomba. Yang ujung ujung partai yang di untungkan. Sebab kalau nanti jadi toh yang mengedaliakan bisnisnya parpol . Jadi DPR hanya karyawan kontrak 5 tahunan. Yang punya dewan tetap parpol.

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *