Diskusi Publik “Banjir Setengah Hati” direspon Positif Masyarakat Kota Sumenep

  • Whatsapp
Diskusi Publik "Banjir Setengah Hati" di ruang rapat kantor Dinas PRKP dan Cipta Karya Kabupaten Sumenep

 

SUMENEP, beritaLima – respon masyarakat Kecamatan Kota Sumenep sangat positif terkait Diskusi Publik mengenai banjir setengah hati yang digarap oleh barisan relawan Jalan Perubahan (baraJP) kabupaten Sumenep.

Diskusi mengurai titik buntu genangan air tersebut digelar di ruang rapat kantor Dinas PRKP dan Cipta Karya Kabupaten Sumenep pada Kamis (8/ 03) berjalan sebagaimana gayung bersambut dengan harapan, genangan air banjir tidak lagi melanda kota Keris ini.

Aspirasipun disampaikan oleh berbagai kalangan, khususnya lurah dan RT/ RW yang terkena dampak banjir, salah satunya dari Akhmad warga perumahan satelit Kolor Sumenep. Ia menyampaikan bahwa dirinya bersama warga lainnya disaat hujan turun selalu ngontrol selokan – selokan dan juga saluran air. “Kenyataannya diperumahan satelit lurus jl. Matahari itu tidak ada dranaise yang dapat menanpung air saat hujan, sehingga air hujan itu tumpah ke rumah – rumah warga”,jelas Akhmad.

Hal tersebut juga diamini oleh salah seorang warga desa pangarangan tepatnya jl. Kartini pangarangan Sumenep, bambang Sutrisno. Menurutnya selain hujan memang sangat lebat,
Sekitar lingkungannya memang minim saluran air, bahkan saluran atau dranaise yang dulunya ada, kini tertimpa trotoar sehingga buntu dan menyebabkan air meluap hingga tidak terbendung. “Kami rajin membersihkan sampah dan bahkan kami upayakan tidak ada sampah dilingkungan kami agar kebersihan lingkungan tetap terjaga”, ucapnya.

Suasana diskusi agak memanas ketika salah seorang peserta diskusi yang berasal dari unsur Aktivis LSM KPS (Kelompok Peduli Sumenep) Fajar Asoka menyerukan aspirasinya. Ia menyerukan agar pemerintah tidak membodohi masyarakat dengan bahasa genangan air jika terjadi banjir saat curah hujan deras. “Bagaimana ini pak, kalau banjir dibilang genangan air sedangkan penganjuan anggaran disebut antisipasi banjir, kami butuh kejelasan mengenai hal ini”, ungkapnya.

Menurut Fajar, perlu dilakukan evaluasi dari agenda – agenda yang dilaksanakan seperti saat ini.

Sementara itu, Kabid Penataan Bangunan dan Lingkungan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Cipta Karya Sumenep, Sutrisno, menjelaskan realisasi dana miliaran tersebut tidak bertumpuk di lokasi. Tapi dipecah ke berbagai wilayah yang diyakini bisa mengurangi potensi genangan banjir.

“Penanganan genangan dalam kota mau dimulai sekarang (tahun ini). Saat ini masih dalam proses,” ujarnya ditengah – tengah diskusi mengenai banjir setengah hati.

Selain normalisasi, juga akan dibuat kolam detensi. Kolam tersebut akan berguna menampung hujan. Lalu air tersebut dibuang lagi bila hujan reda.

Sutrisno yakin bila program tersebut selesai dilakukan, genangan banjir di Kota bakal berkurang antara 20 hingga 30 persen. Sebab setelah pekerjaan selesai nanti, air yang biasanya mengalir dari Desa Pamolokan (Kecamatan Kota) ke Sungai Marengan (Kecamatan Kota) akan dialihkan ke Sungai Patrean (Kecamatan Kota). Air limpahan dari Desa Pamolokan cukup banyak, sementara Sungai Marengan sudah tidak menampung debit air tersebut.

Selain sungai sudah tidak bisa menampung air, lanjut Sutrisno, kurangnya wilayah serapan di wilayah Kota juga turut menyebabkan banjir. Saat ini, kata dia, halaman rumah warga sudah diberi paving dan plester, sehingga air hujan langsung mengalir ke sungai, bukan diserap tanah.

Tumpukan sampah juga disebut biang meluapnya banjir. Seperti di Jalan Trunojoyo, Desa Kolor, sampah-sampah menyangkut di pipa PDAM, sehingga menyebabkan saluran di lokasi tersebut tidak normal.

“Untuk persoalan sampah tersebut, kita tiap hari sudah menerjunkan petugas untuk membersihkannya. Kita juga butuh dukungan warga untuk urusan sampah ini,” ungkap Sutrisno.

Diakhir sambutannya Sutrisno menyampaikan, bahwa peran serta masyarakat kabupaten Sumenep dalam mrngantisipasi banjir ini sangat dibutuhkan, karena Pemerintah tidak akan bisa bekerja sendiri dalam menangani masalah ini.

(An)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *