Duni Kerja Milenial

  • Whatsapp

Oleh: Wafia Mustamin
Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMI

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran di Indonesia sebanyak 6,87 juta dari total 133,94 juta jiwa angkatan kerja.

Meskipun mengalami penurunan namun jumlah tersebut masih terhitung sangat banyak.

Tentu saja lulusan sarjana menjadi salah satu penyumbang angka pengangguran terbesar.

Setiap tahunnya universitas meluluskan sedikitnya 700 ribu sarjana baru.

Angka tersebut jika dijumlahkan dengan pengangguran dari jenjang pendidikan lain maka bisa dibayangkan persaingan ketat dalam dunia kerja di Indonesia setiap tahunnya.

Meskipun dinilai memiliki potensi besar dan tidak terbatas, namun banyak dari generasi milenial yang merupakan lulusan sarjana tetap menganggur .

Hal tersebut tidak luput dari faktor preferensi, yakni mereka cenderung memilih-milih pekerjaan.

Kebanyakan lulusan sarjana enggan melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan bidang mereka di perguruan tinggi.

Akhirnya, mereka menganggur karena tidak menemukan pekerjaan yang cocok.

Kualifikasi juga menjadi faktor banyaknya sarjana yang menganggur. Mereka tidak memenuhi syarat atau kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Banyak yang bergelar sarjana namun kemampuannya masih sangat rendah, alhasil mereka tidak mampu bersaing dalam dunia kerja yang ketat.

Perguruan tinggi sejatinya tidak melulu harus mengedepankan nilai akademik semata, namun harus diimbangi dengan “soft” maupun “hard skill” yang pada akhirnya akan membantu lulusan bertahan di dunia kerja.

Namun generasi milenial yang berada pada level atau taraf kemampuan berbeda, harusnya bisa memberi peluang kerja bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

Level pekerjaan yang ditaksir para milenial tidak lagi monoton seperti PNS ataupun karyawan swasta semata.

Namun bidang lain yang menuntut kreatifitas seperti berwirausaha bisa menjadi jalan alternatif bagi mereka.

Milenial tidak lagi condong pada pekerjaan yang menuntut waktu dan banyak tekanan. Namun mereka menginginkan lapangan kerja dengan penghasilan besar namun jam kerja yang tetap luwes.

Maka yang harus diasah dari para milenial adalah kemampuan mereka dalam mengembangkan ide-ide kreatif dan pikiran dinamis.

Mereka tidak lagi menuntut banyak pemerintah atas kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan.

Dunia kerja bagi milenial sudah bergeser dari belakang meja sebagai karyawan menjadi pelopor atau penyedia pekerjaan bagi banyaknya angkatan kerja.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *