Gubernur Optimis Pengoperasian 10 Trafo Mampu Hadirkan Investor

  • Whatsapp
Gubernur Jatim dan Menteri Pertanian RI Ikut Berjualan Sembako Pada Launching Toko Tani Indonesia di Lapangan Makodam V Brawijaya,

Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengaku optimis pengoperasian sepuluh unit transformator (trafo) wilayah Jatim dengan total daya sebesar 340 Mega Volt Ampere (MVA) mampu menghadirkan investor. Ini penting sebab kepastian pasokan listrik dan powerplant merupakan salah satu jaminan investasi yang diberikan oleh Pemprov Jatim.
“Izin prinsip di Jatim saat ini sudah mencapai Rp. 300 trilyun dan tentunya listrik menjadi kebutuhan utama. Penambahan daya sebesar 340 MVA dan rencana penambahan daya hingga 2100 MW merupakan tawaran yang sangat menarik bagi investor,” ujar Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo pada acara Peresmian Pengoperasian 10 Unit Trafo Wilayah Jatim dan Ground Breaking Pembangunan Transmisi Bangkalan – Gili Timur di Halaman Kantor Gardu Induk, Bangkalan, Senin (27/06).
Menurutnya, ketersediaan listrik dan  lahan merupakan masalah serius dalam kepastian berinvestasi. Jika jaminan listrik dan lahan sudah terpenuhi maka masalah kualitas SDM, kualitas pelayanan publik, dan kemudahan perijinan baru diperhitungkan. “Listrik dan lahan merupakan urutan pertama dalam menjamin kepastian investasi,” tegasnya.
Ia berharap, pengoperasian 10 trafo GI serta pembangunan transmisi 150 kilo Volt itu bisa menambah rasio elektrifitas listrik di Madura. Saat ini rasio elektrifitas listrik Jatim sudah mencapai 87,56%, namun Madura baru 63% sedangkan khusus Sumenep baru sekitar 50%. “Kami akan terus mendorong rasio elektrifitas listrik di Jatim bisa terus naik, khususnya daerah Madura dan sekitarnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Pakde Karwo juga menyampaikan apresiasi kepada PLN atas pengoperasian 10 trafo di Jatim. Penambahan daya listrik ini erat kaitannya dengan upaya menjadikan Jatim sebagai hub di Indonesia bagian timur. “Sebagian besar proses pengolahan bahan baku atau mentah menjadi barang jadi dilakukan di Jatim, karenanya jaminan pasokan listrik sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Terkait penambahan daya listrik, ia menyarankan kepada PLN untuk menggunakan geothermal. Saat ini Jatim sudah memiliki beberapa geothermal yakni Ijen dengan kapasitas 275 MW, dan Ngebel berkapasitas 51 MW. “Pembangunan investasi geothermal memang cukup mahal namun jaminan ketersediaannya cukup handal dan aftersalesnya bagus,” tuturnya.
Khusus daerah Bangkalan, disarankan untuk segera menawarkan listrik di sisi industri  bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga. Dari total daya 8600 MW di Jatim hampir 5600 MW digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Paling tidak harus disediakan lahan sebesar 200 Hektar. “Pertumbuhan ekonomi Jatim sebagian besar ditopang oleh industri. Oleh sebab itu Bupati Bangkalan saya harap segera  menyiapkan lahan, ijin, dan membenahi pendidikan vokasionalnya  seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),” jelasnya.
Sementara itu Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur dan Bali PLN Amin Subekti mengatakan, bahwa dengan penambhan trafo itu dapat meningkatkan pelayanan kelistrikan dan menambah kapasitas pasokan listrik di Jatim. Selain itu, diharapkan bisa menjadi peluang bagi pelaku bisnis dan industri untuk mengembangkan usaha di Jatim.
“Dengan jaminan suplai energi listrik yang mencukupi dari PLN, memberikan kesempatan para pelaku bisnis dan investor untuk mengembangkan usahanya di Jatim,” urainya.
Ia menjelaskan, sampai dengan tahun 2019 PLN mentargetkan rasio elektrifitas listrik nasional mampu mencapai 85%. Oleh karenanya pengoperasian 10 trafo dan pembangunan Transmisi Gili Timur merupakan langkah awal dan masih banyak PR yang harus dilakukan PLN. “Kedepan kami juga merencanakan untuk menambah kapasitas kabel di kanan kiri Jembatan Suramadu sehingga aliran pasokan listrik ke Pulau Madura bisa lebih besar. Selain itu hingga akhir tahun 2016 kami juga akan membangun 33 trafo di Jatim,” pungkasnya.
Selama April hingga Juni 2016 PLN berhasil membangun 10 trafo tegangan tinggi di wilayah Jatim yang tersebar di sejumlah titik, yakni Segoromadu (Gresik), Sumenep, Altaprima (Gresik), Nganjuk, Pare (Kediri), Pier (Pasuruan), Bumicokro (Pasuruan), Ploso (Jombang), Ngoro (Mojokerto), dan Tanjung Awar-awar (Tuban).
Terkait pembangunan jaringan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV lanjutnya, merupakan tambahan dari jaringan yang sudah ada yang menghubungkan Gardu Induk (GI) Banngkalan dan GI Gilitimur dan GI Ujung/Kenjeran. Saat ini jaringan transmisi eksisting mampu mengalirkan daya sebesar 200 Megawatt (MW) dengan beban sudah lebih dari 90% waktu beban puncak.
Dengan adanya tambahan jaringan transmisi baru, akan menambah daya mampu pasok listrik sebesar 60 MW. Sehingga kapasitas total daya mampu dari transmisi Bangkalan/Gilitimur – Ujung/Kenjeran akan meningkat menjadi 260 MW atau naik sebesar 30%.
Jaringan transmisi baru yang akan dibangun sepanjang 11,5 kilometer sirkuit itu ditopang oleh 31 tower konstruksi. Berlokasi di Bangkalan, melewati 2 kecamatan, dan 7 desa (Kecamatan Burneh, Desa Burneh, Petepan, dan Masaran, Kecamatan Labang, Desa Merkopek, Brigen, dan Baengas).
Turut hadir Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad, General Manager PLN TJBTB Warsono, Pangdam V Brawijaya, dan Forkopimda Kab. Bangkalan.
(**)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *