Hanya Satu Kata, Merdeka !!!

  • Whatsapp

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dll, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang se singkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Suyati Malik. Pagi harinya 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewiryo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pukul 10.00 dengan pembacaan Proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewiryo wakil Walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan barisan pelopor.

Sebagai negara yang merdeka, maka kita harus memiliki beberapa syarat yaitu :
1. Memiliki Wilayah
2. Memiliki Rakyat
3. Pemerintah yang berdaulat, dan penyelenggara negara seperti Yudikatif, Eksekutif, Legislatif, dan lembaga lainnya.
4. Mendapat pengakuan dari negara lain.

Adapun tema HUT RI ke 74 ini adalah Menuju Indonesia Unggul. Setiap tahun tema HUT RI mempunyai penekanan makna tersendiri. Sebagaima tema HUT RI ke 70 Ayo kerja, 71 kerja nyata, 72 kerja bersama, 73 kerja kita prestasi bangsa.

Kita sebagai rakyat Indonesia sudah selayaknya mengisi kemerdekaan Indonesia dengan kegiatan yang bermanfaat. Sehingga cita-cita para Pahlawan, pejuang kemerdekaan yang telah gugur mendahului kita bisa segera terwujud. Begitupun dengan para penyelenggara negara, baik itu Kepala Daerah, Bupati, Walikota, Gubenur, dan Presiden, harus berani mengabdikan dirinya untuk mengisi kemerdekaan Indonesia dengan pembangunan di segala bidang. Membangun jiwa raga segenap rakyat Indonesia supaya mempunyai akhlak mulia, berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa.

Tema HUT RI ke 74 menjadi manusia unggul salah satu upaya yang bisa kita capai adalah dengan pendidikan. Pendidikan punya peranan penting dalam mencetak manusia unggul, sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa bersaing dengan negara maju. Sudah saatnya kita adakan revolusi pendidikan, mulai sekarang. Baik itu pendidikan dasar, menengah pertama, pendidikan atas dan Perguruan Tinggi. Para pendidik dan tenaga pengajar harus punya pemikiran yang brilian.

Sekolah adalah pintu masuk paling utama untuk mencetak manusia unggul, generasi muda indonesia yang cerdas dan kompenten. Maka dari itu perlu upaya nyata untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kita supaya nyambung dengan dunia industri, dunia kerja.

Anggaran pendidikan yang begitu besar akan mubazir jika para penyelenggara pendidikan di negeri ini masih berkutat pada kurikulum yang sering berubah-ubah. Kita harus mereformasi pendidikan, meningkatkan tenaga riset (baca R&D) dan sumber daya para pendidik.

Demikian makna yang bisa petik dari HUT Kemerdekaan Indonesia ke 74. Menjadi negara yang terbebas dari penjajahan, berdikari di bidang pangan, ekonomi dan bisa menentukan nasibnya sendiri di tanah air Indonesia yang kita cintai.

Setiap tanggal 17 Agustus kita memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan berbagai kegiatan dan perlombaan. Dari Sabang sampai Merauke mulai dari kampung-kampung, sekolahan, instansi pemerintah, dan swasta dengan suka cita mengibarkan bendera Merah Putih selama satu bulan. Mengadakan aneka perlomba, seperti menghias gapura, panjat pinang, lomba lari karung, lomba kelereng, makan kerupuk, gerak jalan, baris berbaris, dan karnaval keliling kota.

Dimalam 17 an biasanya di kampung-kampung, perumahan, sampai perkotaan mengadakan malam tirakatan dengan mengundang seluruh warga. Ada serangkaian acara seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya, sambutan dari tokoh masyarakat (feteran perang kemerdekaan), syukuran, hiburan, ramah tamah, dan do’a penutup.

Semua itu bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi, persaudaraan antar warga masyarakat. Supaya kita bisa saling berbagi, hidup berdampingan, rukun dan damai di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak ada perbedaan antara warga aseli atau keturunan, antara pribumi dan non pribumi, antara si kaya dan si miskin, tetapi yang ada adalah warga negara Indonesia yang selalu hidup gotong royong untuk mengisi kemerdekaan. Hanya Satu Kata Merdeka !!!
Bagaimana pendapat Anda.

Surabaya, 13 Agustus 2019

Cak Deky
Sekjen DPW APKLI Jatim.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *