Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Mangrove Wisata Wonorejo Surabaya Di Tengah Pandemi COVID-19

  • Whatsapp

Oleh:
Heri Kusairi, Syaruiful Alim, Tri Lestari

I. Latar Belakang
Pandemi covid-19, telah memberikan efek yang luar biasa pada industri pariwisata, begitu pula dengan dampak yang ditimbulkan pada kawasan wisata hutan Mangrove Wonorejo, Surabaya. Di sisi lain Ekosistem mangrove merupakan salah satu di antara habitat lahan basah pantai yang mengalami tekanan-tekanan pembangunan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu masyarakat juga memiliki andil dalam rusaknya ekosistem mangrove, persepsi di kalangan masyarakat umum yang menganggap mangrove merupakan sumber daya yang kurang berguna yang hanya cocok untuk pembuangan sampah atau dikonversi untuk keperluan lain (MIC, 2003: 7). Hutan mangrove menjadi salah satu sumber daya hayati yang mempunyai potensi besar bagi kepentingan manusia. Diantaranya untuk dapat melindungi pantai dari abrasi dan mengurangi bencana banjir. Selain itu, hutan mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber mata pencaharian penduduk, hutan mangrove dapat memproduksi berbagai jenis hasil hutan, seperti sirup, buah mangrove, dodol mangrove, tiwul dan dawet mangrove. Oleh karena itu harus diperlukannya adanya suatu perhatian dan pelestarian hutan mangrove oleh semua pihak.


Hutan mangrove di Surabaya secara umum dibagi menjadi dua yaitu Pamurbaya (Pantai Timur Surabaya) dan Panturbaya (Pantai Utara Surabaya). Pada setiap daerah hutan mangrove di Kota Surabaya memiliki kondisi yang berbeda, perbedaan ini dikarenakan letak geografis serta peruntukannya yang telah di tetapkan melalaui Peraturan Daerah nomor 3 tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya. Ekowisata mangrove di Surabaya terdapat dua tempat dari ekowisata mangrove di Surabaya yaitu di Wonorejo dan Gunung Anyar. Ekowisata mangrove ini dibuat sebagai upaya dari pemerintahan kota Surabaya untuk meningkatkan penggunaan lahan konservasi yang terbatas peruntukannya. Ekowisata Mangrove di Pamurbaya ini juga digunakan oleh pemerintahan kota Surabaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan peningkatan ketebalan mangrove di Surabaya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh staf Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim bahwasanya diusahakan setiap kali ada event international untuk membawa para peserta untuk melakukan seremoni penanaman mangrove di kawasan mangrove Wonorejo.

  1. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelestarian Hutan Mangrove
    Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil –hasil pembangunan (I Nyoman Sumaryadi, 2010: 46).
    Di era teknologi informasi saat ini serta ditengah mewabahnya pandemi Covid-19, upaya partisipasi masyarakat dalam pelestarian Hutan mangrove terus bergulir, dan menyesuaikan dengan kondisi pandemi yang melanda kawasan Wisata di Hutan Mangrove Wonorejo tersebut.
    Wonorejo adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Rungkut, dengan ketinggian ± 4.6 meter di atas permukaan air laut.
    .
    Gambar 4.1. Lokasi Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya
    Sumber : Google, (2019)
    Kelurahan Wonorejo. Kelurahan Wonorejo termasuk dalam wilayah Kecamatan Rungkut yang terletak 3 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan Rungkut dan 11 km dari pusat Pemerintahan Kota Surabaya. Kelurahan Wonorejo memiliki wilayah ± 650 Ha dan memiliki batas wilayah sebagai berikut:
    Sebelah Utara : Sungai Wonokromo
    Sebelah Timur : Selat Madura
    Sebelah Selatan : Kelurahan Medokan Ayu
    Sebelah Barat : Kelurahan Penjaringansari
    Diketahui total jumlah penduduk Kelurahan Wonorejo yaitu sebanyak 16.225 orang. Jumlah penduduk terbayak menurut jenis kelamin adalah jumlah penduduk perempuan yaitu sebesar 50,11% atau sebanyak 8.130 orang, sedangkan jumlah penduduk laki-laki yaitu sebesar 49,89% atau sebanyak 8.095 orang.
    Dengan perkembangan sosial budaya pada dasarnya dilihat dari segi tingkat pendidikan, karena pendidikan merupakan unsur terpenting guna mendukung kemajuan mutu dan kualitas menuju masa yang akan datang. Pendidikan berbentuk dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
    Dalam kegiatan berpartisipasi, masyarakat pasti membutuhkan wadah untuk menyalurkan pendapatnya atau untuk sekedar saling bertukar informasi dalam melakukan kegiatannya. Siapa penggagas dalam partisipasi ini mengacu pada pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat.
    Dalam kegiatan partisipasi masyarakat Wonorejo dibentuk UKM Kelompok Tani Mangrove ini, mempunyai peran penting dalam siapa penggagas kegiatan partisipasi tersebut. Setelah adanya warga yang turut berpatisipasi dalam membantu Bapak Soni untuk menanam mangrove, lalu timbul sebuah kelompok untuk mewadahi dari kegiatan tersebut. “Pertama kali yang membentuk ya dari Kelompok Tani sendiri, atas kerjasamanya dengan masyarakat dan Karang Taruna disini” (Wawancara, 2019).
    Berawal dari kegiatan penanaman pohon mangrove yang dilakukan Bapak Soni yang akhirnya diikuti oleh masyarakat, sehingga terbentuk kelompok masyarakat pelestarian hutan mangrove dengan memanfaatkan hasil buahnya. Selanjutnya dikembangkan menjadi usaha masyarakat untuk membuat hasil olahan dari buah bogem. Kelompok Tani Mangrove mulai mengajak masyarakat sekitar untuk bergabung langsung dengan Kelompok Tani dengan tujuan meningkatkan hasil pendapatan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar, hasil dari tanaman hutan mangrove tersebut, agar dapat lestari dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat setempat.
    Kota Surabaya selaku pemerintah daerah menganggap penting dengan adanya partisipasi masyarakat dalam UKM Kelompok Tani Mangrove Wonorejo tersebut, sehingga memberikan pengakuan hal tersebut, akan pentingnya kegiatan partisipasi masyarakat dalam pelestarian Hutan Mangrove di Wonorejo. Dalam kegiatan partisipasi masyarakat pelestarian hutan mangrove di Wonorejo tersebut, partisipasi masyarakat dalam UKM Kelompok Tani Mangrove Wonorejo sangat penting untuk kepentingan masyarakat Wonorejo. Hal ini dikarenakan kegiatan partisipasi tersebut mampu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang hasil olahan dari buah mangrove dan mampu menambah penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
    Dengan adanya hubungan pemerintah yang baik dengan masyarakat maka akan lebih mudah kegiatan partisipasi untuk dilaksanakan. Adanya hubungan yang baik tersebut masyarakat memiliki kepercayaan terhadap pemerintah. Begitu pula dengan Kelompok Tani, pemerintah memiliki hubungan yang baik dengan Kelompok Tani sehingga terciptanya kerjasama yang baik dan mampu mendukung kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai keinginan bersama antara masyarakat dan pemerintah kota Surabaya dalam pelestarian Hutan Mangrove, Wonorejo Surabaya.
beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait