Jelang “MAY DAY” Ratusan Warga Labuhan Merak Masih Berharap fasilitas Pendidikan dan Kesehatan

  • Whatsapp

SITUBONDO, Beritalima.com – Menjelang peringatan Hari buruh Sedunia atau dikenal dengan MAY DAY, Hampir seribu Eks buruh atau keturunan Buruh PT Gunung Gumitir yang bersikeras bertahan di labuhan Merak sampai Balanan sekitar hutan baluran sampai saat ini sudah sekitar 42 tahun masih sangat memprihatinkan, terutama dalam segi mendapatkan sarana pendidikan dan kesehatan secara layak. Sabtu (29/4).

Suharto (60) Terbaring lemah tak berdaya karena sakit. Kadus labuhan merak mantan buruh merupakan saksi hidup dari getirnya perjuangan warga eks buruh di PT Gunung Gumitir yang bertahan di kawasan tersebut bersama ratusan jiwa lainnya yang saat ini tetap bertahan dikawasan tersebut walau sempat di usir oleh pihak pengelola kawasan hutan baluran.

Suharto yang sudah renta terpaksa beberapa kali dievakuasi menggunakan perahu dan tandu ke peskusmas Sumberwaru karena penyakitnya, namun dalam mengevakuasi Suharto maupun warga merak lainnya bukan perkara mudah, petugas kesehatan harus menyeberangi laut dengan resiko menerobos gelombang lautan, karena akses darat tidak diperbolehkan oleh otoriter hutan baluran yang mana kawasan tersebut adalah kawasan taman nasional.

“Tadi mesin perahu sempat macet, dan infus 2 kali tidak bisa masuk, inilah tantangan kami bidan desa Sumberwaru yang terkadang kami sendiri harus bertaruh nyawa, untuk membantu warga merak, jarak dari kawasan itu hingga puskesmas 20 Kilometer,” Ucap Bidan desa Leny Hartono, yang Setia melayanan masyarakat merak 2 minggu sekali.

Sebagai Kepala desa Sumberwaru (Sumakki) menambahkan, labuhan merak sendiri memiliki 800 sampai 900 jiwa, Terdata sekitar 450 orang yang memiliki e-KTP yang tersebar dibeberapa dusun meliputi Semacan, Bethok, Widuri, dan Merak sebagai warga desa Sumber waru, walau bukan kepulauan namun untuk warga yang tinggal di sana sangat susah, selain untuk keperluan sehari – hari terlebih ketika musim ombak besar mereka akan terisolasi karena satu – satunya keluar masuk kebutuhan pangan dan lainnya yang melalui jalur laut tidak bisa di tempuh karena ganasnya gelombang.

“Karena tanah yang mereka tempati dikuasai oleh pihak taman nasional Baluran, maka pemerintah daerah tidak bisa apa – apa, untuk mendirikan sekolah maupun puskesmas pembantu atau bangunan bantuan lainnya tidak bisa karena menabrak aturan, Tapi saya pribadi sangat menyayangkan tindakan dari taman nasional Baluran, warga disana itu manusia, kenapa untuk memberi ijin untuk mereka kok susah banget,”Kesalnya.

Berdasarkan sebuah sumber yang didapat beritalima.com Kawasan daerah Labuhan Merak dan Gunung Masigit ( Balanan ) awalnya merupakan perkebunan, tanah hak erfpachts verp. No. 492 seluas 293,6532 Ha atas nama A.J.A. Ledebour dan No. 978 seluas 227,7977 Ha atas nama Adiaan Johan Marie. Kemudian berdasarkan SK. Menteri Agraria No. 155/KA tanggal 29 Agustus 1957 hak kepemilikan dibatalkan sehingga langsung dikuasai negara.

Pada Tahun 1975 izin Hak Guna Usaha (HGU) atas tanah tersebut di berikan kepada PT. Gunung Gumitir melalui SK Mendagri No. SK.16/HGU/DA/1975, untuk jangka waktu 25 tahun seluas 363 Ha. Dengan Habisnya masa kontrak tersebut sekitar 350 orang mulai menebangi hutan pantai untuk membuat gubuk-gubuk tinggal sederhana dan menanam jagung dan turi (Sesbania grandiflora) di atas lahan seluas sekitar 400 Ha. Diceritakan juga pada tahun 1977 kondisi hidup mereka sangat yang buruk hingga14 orang meninggal karena malaria.

Ratusan warga eks keturunan buruh PT Gunung Gumitir yang menolak untuk direlokasi hingga saat ini, hanya berharap kemurahan hati pemerintah Daerah, Provinsi dan pusat agar diperbolehkan membuka akses jalan daratyang selama ini di larang oleh pengelola taman nasional agar sarana pendidikan dan kesehatan untuk hampir seribu jiwa disana, yang selama ini juga membantu menjaga kelangsungangan hidup hayati hewan dilindungi yang ada di kawasan taman nasional.(JOE)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *